Gambar: saat di tutup mayatnya yang hanya setengah Tubuh |
Oleh: R Wonda
Pembunuhan Terhadap 4 warga Sipil juga proses mutilasi di timika ini adalah, tindakan Sadis yang tidak menghargai Ciptaan Tuhan sebagai Manusia yang bermartabat.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak hanya terlatih untuk menembak saja, namun juga memotong Lawan Ketika diserang. Dan itu sudah menjadi kebiasaan mereka untuk memotong manusia dalam bentuk apapun.
Kejadian ini hanya bisa dilakukan oleh Militer dalam hal ini TNI. Maka 3 orang pelaku lainnya yang dianggap warga sipil itu Keliru dan tidak benar. Ini upaya mengadu-doma warga Papua dan warga pendatang yang ada di timika saat ini.
4 warga Nduga yang dianggap sebagai bagian dari TPNPB itu tidak benar.
Bupati Nduga sendiri menyampaikan Secara tegas bahwa keempat korban adalah warga saya dan merupakan warga sipil.
Jadi Dugaan tersebut adalah upaya legalisasi Pembunuhan Terhadap 4 warga sipil Papua di timika. Hal ini juga disertai dengan penggiringan opini yang tidak sesuai dengan realitas. Manipulatif data.
Keluarga korban pembunuhan di Kampung Pigapu, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika, Senin kemarin menggelar aksi pemblokiran jalan.
Mereka menuntut sejumlah petinggi negara, termasuk Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Presiden Joko Widodo, untuk bertanggung jawab atas hilangnya nyawa empat anggota keluarga mereka yang dibunuh dan dimutilasi.
Pembunuhan Secara misterius, dan tidak berperikemanusiaan ini merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak dapat diterima oleh siapapun dimana saja.
Kalo dianalisis berdasarkan kronologi, tujuan para pelaku ini untuk merampas uang senilai Rp 250jt dari korban. Menjebak Rakyat lalu mengistigmatisasi Rakyat sebagai upaya membela diri.
Maka jelas hal ini telah direncanakan secara terstruktur dan tersistematis oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). ini juga tidak terlepas dari kordinasi petinggi-petinggi TNI hingga bawaan dari lembaga keamanan Negara Republik Indonesia.
Jenderal Andika Perkasa itu salah satu aktor yang terlibat dalam kejahatan Militer paling sadis di zaman Orba. Tidak mungkin kasus ini akan selesai dengan Adil.
pengacara HAM di Papua, Gustaf Kawer, menerangkan bahwa selama ini proses hukum kasus-kasus kekerasan terhadap warga sipil yang melibatkan aparat militer di Papua berlangsung tertutup, menandakan pemerintah belum serius menangani persoalan kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua.
Kalo kasus-kasus kekerasan dan pelanggaran HAM belum pernah diselesaikan, lalu bagaimana dengan 4 warga Sipil yang dibunuh dengan cara Biadap ini?
kasus pembunuhan dan mutilasi yang melibatkan oknum anggota TNI ini belum selesai, kini laporan lain muncul. Seorang warga bernama Bruno Kimko tewas dengan dugaan penyiksaan yang melibatkan oknum prajurit TNI Satgas Yonif Raider 600/Modang yang ngepos di Bade Kampung Mememu, Distrik Edera, Kabupaten Mappi.
Masalah yang terjadi ini sangat kompleks. Dibalik semua persoalan ini, jenderal-jenderal TNI mempunyai kepentingan.
Darah Rakyat tetap jadi tumbal dalam permainan ini, lalu kondisi ini diperparah dengan narasi yang menuju pada konflik horizontal.
TNI sedang beraksi dengan alasan apapun untuk terus memburuh Rakyat Papua, menciptakan konflik horizontal.
Walaupun yang terlihat saat ini hanya beberapa orang saja, namun inilah upaya pembasmian Ras di Papua. Sedikit demi sedikit.
Bukan hanya Tanah Papua yang dibelah atau dipotong-potong, tapi manusia juga di potong. Perlakuan mutilasi ini menggambarkan cara pandang Jakarta terhadap Rakyat Papua. Itu binatang.
Kita sama-sama saksikan tragedi ini dengan bukti yang lengkap, tapi apakah konstitusi Republik Indonesia akan mengadili para Pelaku?
Harus ada forum yang membahas soal ini, Kita Musti serius.
Tags
CATATAN FAKTA