Marilah kita pahami Rahasia Allah: "Mengapa Papua berjalan melingkar alias lama merdeka?"
Oleh: Selpius Bobii
Banyak orang Papua ragu dengan tanggal 1 Desember 1961. Manifesto Kebangsaan dan Kemerdekaan itu telah dideklarasikan pada 19 Oktober 1961 dalam Kongres Papua I oleh New Guinea Raad (Parlemen Papua), yang fasilitasi oleh Komite Nasional Papua (KNP). Jadi tanggal 1 Desember 1961 adalah hari di mana bendera Bintang Fajar dinaikan berdampingan dengan Bendera Belanda, diiringi lagu kebangsaan Papua dan Belanda. Upacara itu dilakukan atas restu ratu Belanda. Maka itu disebut ‘kemerdekaan bertahap’.
Namun tanggal 19 Desember 1961 Soekarno mengumumkan TRIKORA (Tiga Komando Rakyat) untuk merebut "Irian" (nama yang dipakai oleh RI saat itu). Untuk memuluskan TRIKORA itu, RI bekerjasama dengan Rusia dibidang pertahanan keamanan. Amerika terusik dengan kepentingan ekonomi, politik dan keamanan di Asia Pasifik akan terganggu, maka presiden John F Kennedy menggunakan alasan "dunia bebas dari komunis" menekan Belanda serahkan Papua ke dalam NKRI. Akhirnya terjadilah demikian.
Jika Tuhan tidak menghendaki demikian, maka hari ini kita tidak hidup di bawah penjajahan NKRI dan para sekutunya. Tetapi Tuhan mengijinkan hal itu terjadi. Sesuai petunjuk Tuhan bahwa Papua sudah merdeka sejak 1 Desember 1961, tetapi kemerdekaan Papua ditunda menunggu waktu Tuhan menjelang akhir zaman.
Mengapa kemerdekaan itu ditunda oleh Tuhan? Ini terkait dengan ketetapan Tuhan untuk masa depan bangsa Papua. Tuhan punya rencana yang indah untuk bangsa Papua menjelang akhir zaman. Bukan hanya Papua Barat saja, tetapi termasuk Papua Timur (PNG). Pulau Misol Sorong sampai Samarai itu berada dalam rencana dan ketetapan Allah.
Perjuangan bangsa Papua bagian Barat selama ini tidak memahami kehendak Tuhan sehingga kita tidak menemukan jalan ke luar. Tidak memahami kehendak Tuhan karena keangkuhan (mengeraskan hati) dan mendewakan hikmat duniawi. Tetapi tidak apalah, kita masih diberi waktu oleh Tuhan. Semua yang kita lakukan ini dalam kerangka mencari kehendak Tuhan.
Sekarang kita sudah menemukan kehendak Tuhan. Berikut ini kehendak Tuhan itu:
2). Bangsa Papua harus lahir baru; Papua itu sedang dipersiapkan menjadi Tanah Suci. Ini terkait misi khusus yang akan dipikul oleh bangsa Papua bergandeng bersama bangsa Israel untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Sehingga segala sesuatu yang ada di Tanah air Papua dari pulau Misol Sorong sampai Samarai PNG harus disucikan dan dikuduskan atau dimurnikan. Artinya bangsa Papua harus lahir baru di dalam Tuhan. Segala sesuatu yang ada di Tanah air Papua harus diperbaharui dan dipulihkan kembali karena 'Tuhan hendak memulihkan Eden Papua'.
3. Point pertama di atas berbicara tentang Kemerdekaan Politik (jasmani) dan point kedua berbicara menyangkut Kemerdekaan Rohani. Doa puasa 40 hari 40 malam serentak Papua Barat dan PNG yang kita sudah gelar pada bulan Juni Juli 2022 itu dalam rangka pemulihan diri untuk pemulihan bangsa Papua. Tuhan meminta bangsa Papua harus lahir baru. "Lahir baru" berarti meninggalkan perilaku buruk yang bertentangan dengan firman Tuhan dan hidup baru dengan menjaga kekudusan di dalam kebenaran firman Tuhan (menjadi manusia baru di dalam Tuhan). Agenda Doa Puasa serentak yang kita sudah lakukan pada bulan Juni Juli 2022 itu sesuai petunjuk dalam penglihatan dan melalui utusan-Nya; itulah kehendak Tuhan. Bagi yang merasa belum memulihkan diri dalam Doa Puasa 40 hari 40 malam itu, silahkan Anda mengatur waktu ambil doa puasa secara pribadi atau kelompok untuk memulihkan diri yaitu Bertobat dari salah dosa, Berdamai dengan siapapun dan Bersatu di dalam kehendak Tuhan.
4. Negara yang hendak didirikan oleh Tuhan di pulau Papua adalah Negara Suci; maka segala simbol-simbol kebangsaan Papua dan sistem Pemerintahan, serta perangkat kerjanya (kabinetnya) harus sesuai dengan kehendak Tuhan.
5. Pemulihan bangsa Papua dari pulau Misol Sorong sampai Samarai adalah dalam rangka mempersiapkan JALAN bagi Tuhan Yesus untuk memimpin Kerajaan 1.000 tahun. Di tanah Suci Papua, bangsa Papua akan melakukan dua pekerjaan besar yaitu: Pertama, Gereja Tuhan akan bersatu dalam satu konstitusi Gereja dengan nama baru yang diwahyukan oleh Tuhan melalui abdi-Nya, dan nama baru itu ada dalam Kitab Suci Perjanjian Baru; Tugas kedua adalah bangsa Papua akan diutus oleh Tuhan menjadi saksi bagi dunia, yaitu kesaksian melalui pewartaan dan kesaksian melalui perbuatan.
Tentang lima point di atas ini kami sudah tuangkan dalam buku yang kami tulis dituntun oleh Roh Kudus yang diberi judul: "Bergulat Menuju Tanah Suci Papua". Atas perintah Tuhan, buku ini kami sudah luncurkan pada 1 Desember 2020, sekaligus mengumumkan 'Deklarasi Pemulihan Bangsa Papua Lahir Baru di Dalam Tuhan' dan mengumumkan berdirinya 'Kerajaan Transisi Papua' pada jam 12 siang di Aula Yameowa Tunas Harapan Jayapura - Papua Barat. Dan deklarasi itu, kami sudah tanggung jawab kepada pihak kepolisian Indonesia setempat (Polsek Abepura) hanya dalam 30 menit pada siang hari itu. Sampai kini NKRI tidak berani respon, tidak berani periksa, dan tidak berani tahan/penjara walaupun kami deklarasi, karena kami bergerak sesuai kehendak dan atas perintah Tuhan. Ini bukan karena kobolehan dan kemampuan kami semata, tetapi itu terjadi karena tangan Tuhan menyertai kami dalam mengamankan rencana-Nya yang sedang diwujudkan di Pulau Papua dan sekitarnya untuk perdamaian dunia.
Kita bangsa Papua di mana saja Anda berada serta simpatisan adalah pejuang pada posisinya masing masing. Kita semua telah menorehkan pengorbanan dalam hal apapun. Tak ada pengorbanan yang lebih besar dan tak ada pengorbanan yang lebih kecil; pengorbanan kita semua sama di hadapan Tuhan. Pengorbanan terbesar hanya dilakukan oleh Tuhan Yesus yang mati digantung di kayu salib hanya demi menebus kita umat manusia. Kita semua dipekerjakan oleh Tuhan di ladang-Nya dengan tugasnya masing masing. Tuhan mempekerjakan di ladang-Nya, ada yang mulai kerja pada pagi hari, ada pula pada tengah hari dan ada juga diperkejakan pada sore hari, tetapi upah yang diberi oleh Tuhan kepada semua pekerja itu nilainya sama, (baca di Injil Matius 20: 1-16).
Demikian pula dengan perjuangan bangsa Papua. Ada yang berjuang sejak kecil setia sampai tua dan bahkan ada yang mati; ada yang berjuang di umur dewasa, dan ada yang berjuang di masa tua, bahkan ada pula yang banting stir setia dengan NKRI. Tetapi pada akhirnya upah kita sama. Untuk itu, kepada saudara saudari kita yang sudah setia mendukung NKRI, mari berbalik lah bersatu dengan kami Papua lain selagi masih ada waktu. Ketika Anda yang setia dengan NKRI berbalik kembali mendukung Papua merdeka, maka upahnya akan sama. Demikian pula dengan pertobatan dari salah dosa. Tuhan sedang menanti pemulihan diri (bertobat dari salah dosa dan berdamai dengan siapapun, serta bersatu di dalam kehendak Tuhan). Mari kita mulai berbenah diri: ‘bertobat selagi kita masih diberi waktu oleh Tuhan’.
Saudara saudari ku Papua, perjuangan kita sedang sampai di puncak. Hanya selangkah saja. Satu langkah ini kita masing masing harus bayar dengan harga doa puasa 40 hari 40 malam serentak Papua Barat dan PNG tanpa kecuali, jika mau masuk Tanah Suci Papua. Doa puasa 40 hari 40 malam itu kita sudah gelar pada bulan Juni Juli 2022. Namun, ada orang Papua yang belum ambil waktu doa puasa itu, sehingga inilah waktunya bagi Anda yang belum ambil doa puasa segera atur waktu sendiri untuk ambil doa puasa. Karena pumulihan Tanah Papua sedang di ambang pintu. Jangan menunda waktu untuk bertobat dari salah dosa karena hanyalah bagi yang sudah bertobat (menguduskan atau memulihkan diri) yang akan masuk ke Tanah Suci Papua untuk menikmati susu madu.
Tuhan sudah membuka jalan untuk Papua keluar dari penjara dosa dan penjara penjajahan dari NKRI dan para sekutunya. Jangan Anda ragu ragu, jangan Anda bimbang! Mari kita bersatu dalam Jalan yang Tuhan sudah buka itu. ‘Tak ada jalan lain, Tuhan Sudah Buka Jalan Bagi Papua’ yang sedang dikawal oleh JDRP2 dan Tim Tim Doa. Inilah jalan yang Tuhan sudah buka untuk bangsa Papua lewati menuju Tanah Suci Papua untuk siapkan JALAN bagi Tuhan.
Ada tertulis: "Apa yang tak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah". "Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Akhirnya: "Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar?" Atas pertolongan Tuhan, PAPUA PASTI BISA!
Penulis Ialah Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)*
Tags
ARTIKEL